Kisah ini bermula empat tahun
yang lalu aku mempunyai seorang teman kecil yang selalu bersamaku kemana-mana.
Dia sudah kuanggap sebagai saudara. Dia selalu ada untukku akupun selalu ada
untuknya. Terkadang saat kami makan sepiring berdua. orang tuanya sudah
kuanggap orang tuaku, begitupun dengan dia yang menganggap orang tuaku sebagai
orang tuanya. Lama kami merasakan kebahagian itu bercanda dan tertawa bersama.
Tapi seiring
dengan bergulirnya waktu, diapun berubah kepadaku dia seakan tidak pernah
mengenalku. Mungkin karena suasana dan lingkungan barunya. Kini dia telah
beranjak dewasa dia semakin menjauhiku, aku selalu berfikir mungkin ini
salahku. Akupun mencoba meminta maaf padanya.” Aku minta maaf jika aku punya
salah” namun dia memilih untuk diam dan tak mengucapkan sepatah kata. Diapun beranjak pergi dariku, aku ingin mencegahnya
tapi dia seakan marah sekali padaku, aku hanya bisa berharap jika itu hanyalah
sementara, aku terkadang menangis sendiri didalam kamar berpikir ,”mungkin ini
semua kesalahanku,” setiap aku melihatnya aku selalu ingin meminta maaf tapi
dia memilih diam dan pergi.
Orang
disekitarku tidak ada yang mengerti apa yang kurasakan, semua bahagia dengan
kehidupan mereka masing-masing, sedangkan aku yang ada disini menangis tanpa
air mata. aku hanya ingin dia tahu kalau aku ingin menjadi temannya seperti
dulu. Bukan hanya sekedar teman tapi juga sebagai saudara yang selalu ada didalam
hidupku , yang tak perna aku bayangkan dia yang dulu selalu temani hari-hariku
kini pergi meninggalkanku tanpa senyuman,
aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Rasa takut kehilangan, kini
menyelimutiku. Aku selalu berusaha untuk meminta maaf namun itu hanya mimpi belaka yang tidak pernah pasti,” tuhan tidak adakah
ruang kecil bagiku didalam hatinya” aku ingin seperti dulu bersamanya menghapus duka yang telah ada. Jika aku
diberi kesempatan kedua tidak akan
pernah aku sia-siakan dia lagi. Aku terus berusaha meminta maaf.
hingga akhirnya
aku berhenti untuk melakukan hal itu, karena semuanya hanya sia-sia dia tak
berubah seperti dulu, malahan dia semakin dan tambah membenciku . aku ingin
sekali mengetahui apa salahku padanya tapi tidak pernah ada penjelasan yang dia
berikan untukku ”aku berhenti bukan untuk menyerah” tapi aku menanti hari itu
tiba hari dimana dia akan kembali bersamaku, bercanda dan tertawa. Aku yakin
penantianku tidak akan sia-sia , semua akan jadi indah seperti yang dulu. Kau
adalah temanku dalam sepihku, sahabat dalam tangisku, yang akan bersinar didepanku.
Karena aku sahabatmu yang akan selalu menunggumu.