MOSKWA, KOMPAS.com — Dinas
intelijen militer Rusia menduga jatuhnya pesawat penumpang Sukhoi
Superjet 100 (SSJ100) di Indonesia dua pekan lalu disebabkan sabotase
Amerika Serikat.
Kami menyelidiki teori bahwa
itu adalah sebuah sabotase industrial.
Pihak Rusia saat ini masih menyelidiki kemungkinan pihak AS
menggunakan alat pengacak sinyal untuk mengacaukan penerbangan pesawat
tersebut.
Dugaan tersebut muncul dalam artikel "Apakah Orang
Amerika Terlibat dalam Kecelakaan Superjet?" yang dimuat tabloid
Komsomolskaya
Pravda di Rusia, Kamis (24/5/2012).
Menurut artikel itu,
perusahaan-perusahaan dirgantara di AS punya kepentingan agar Sukhoi
Superjet 100 gagal.
"Kami menyelidiki teori bahwa itu adalah
sebuah sabotase industrial," tutur seorang pejabat GRU, dinas intelijen
militer luar negeri Rusia, kepada tabloid tersebut.
Menurut
pejabat yang tak disebutkan namanya itu, GRU sudah lama memantau
aktivitas Angkatan Udara AS (USAF) di bandar udara di Jakarta. Tidak
disebutkan bandara mana yang dimaksud pejabat tersebut.
"Kami tahu
mereka memiliki teknologi spesial yang bisa mengacak sinyal dari darat
atau menyebabkan sistem pembacaan data di pesawat tak berfungsi. Mungkin
inilah masalah sesungguhnya pada peristiwa itu," tutur pejabat
tersebut.
Pesawat Sukhoi Superjet 100 jatuh menabrak dinding
tebing di Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/5/2012)
lalu, saat melakukan penerbangan peragaan dalam rangka tur promosi.
Kecelakaan itu menewaskan 45 orang di dalam pesawat, termasuk seorang
warga negara AS.
Sukhoi Superjet 100 adalah pesawat penumpang
pertama rancangan asli Rusia sejak Uni Soviet runtuh dan diharapkan
menjadi awal kebangkitan industri penerbangan sipil di negara itu.
Kantor
berita
Agence France Presse (AFP) menyebut Rusia punya
kebiasaan menyalahkan negara lain atas berbagai musibah atau kecelakaan
besar yang terjadi di Rusia.
Pada Agustus 2000, saat kapal selam
nuklir Kursk milik AL Rusia tenggelam di Laut Barents, seorang komandan
AL Rusia menyalahkan AL AS hanya karena waktu itu ada beberapa kapal
perang AS di sekitar lokasi latihan militer yang melibatkan Kursk.
Kemudian,
tahun lalu, mantan Kepala Badan Luar Angkasa Rusia Yury Kotev kembali
menyalahkan AS sebagai penyebab kegagalan penerbangan wahana luar
angkasa Phobos Grunt yang sedianya akan menuju Bulan. Menurut Kotev,
pancaran radar AS membuat wahana itu gagal.
Sumber :
http://internasional.kompas.com/read/2012/05/24/18465945/Intelijen.Militer.Rusia.Tuduh.AS.Sabotase.Sukhoi.Superjet.100