SELAMAT DATANG DI KISAHKU

Rabu, 28 Maret 2012

”Sahabat aku masih berharap”




Kisah ini bermula empat tahun yang lalu aku mempunyai seorang teman kecil yang selalu bersamaku kemana-mana. Dia sudah kuanggap sebagai saudara. Dia selalu ada untukku akupun selalu ada untuknya. Terkadang saat kami makan sepiring berdua. orang tuanya sudah kuanggap orang tuaku, begitupun dengan dia yang menganggap orang tuaku sebagai orang tuanya. Lama kami merasakan kebahagian itu bercanda dan tertawa bersama.
           
Tapi seiring dengan bergulirnya waktu, diapun berubah kepadaku dia seakan tidak pernah mengenalku. Mungkin karena suasana dan lingkungan barunya. Kini dia telah beranjak dewasa dia semakin menjauhiku, aku selalu berfikir mungkin ini salahku. Akupun mencoba meminta maaf padanya.” Aku minta maaf jika aku punya salah” namun dia memilih untuk diam dan tak mengucapkan sepatah kata. Diapun  beranjak pergi dariku, aku ingin mencegahnya tapi dia seakan marah sekali padaku, aku hanya bisa berharap jika itu hanyalah sementara, aku terkadang menangis sendiri didalam kamar berpikir ,”mungkin ini semua kesalahanku,” setiap aku melihatnya aku selalu ingin meminta maaf tapi dia memilih diam dan pergi.
           
Orang disekitarku tidak ada yang mengerti apa yang kurasakan, semua bahagia dengan kehidupan mereka masing-masing, sedangkan aku yang ada disini menangis tanpa air mata. aku hanya ingin dia tahu kalau aku ingin menjadi temannya seperti dulu. Bukan hanya sekedar teman tapi juga sebagai saudara yang selalu ada didalam hidupku , yang tak perna aku bayangkan dia yang dulu selalu temani hari-hariku kini pergi meninggalkanku tanpa senyuman,  aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Rasa takut kehilangan, kini menyelimutiku. Aku selalu berusaha untuk meminta  maaf namun itu hanya mimpi belaka  yang tidak pernah pasti,” tuhan tidak adakah ruang kecil bagiku didalam hatinya” aku ingin seperti dulu bersamanya  menghapus duka yang telah ada. Jika aku diberi kesempatan kedua  tidak akan pernah aku sia-siakan dia lagi. Aku terus berusaha meminta maaf.
           
hingga akhirnya aku berhenti untuk melakukan hal itu, karena semuanya hanya sia-sia dia tak berubah seperti dulu, malahan dia semakin dan tambah membenciku . aku ingin sekali mengetahui apa salahku padanya tapi tidak pernah ada penjelasan yang dia berikan untukku ”aku berhenti bukan untuk menyerah” tapi aku menanti hari itu tiba hari dimana dia akan kembali bersamaku, bercanda dan tertawa. Aku yakin penantianku tidak akan sia-sia , semua akan jadi indah seperti yang dulu. Kau adalah temanku dalam sepihku, sahabat dalam tangisku, yang akan bersinar didepanku. Karena aku sahabatmu yang akan selalu menunggumu.






0 Comments:

Posting Komentar