SELAMAT DATANG DI KISAHKU

Selasa, 05 Juni 2012

Pecinta Film Bentuk Sahabat Sinematek


JAKARTA, KOMPAS.com -- Pecinta film Indonesia membentuk Sahabat Sinematek, sebuah lembaga legal formal untuk membantu preservasi ribuan koleksi di Pusat Informasi dan Dokumentasi Film (Sinematek) Indonesia.
"Koleksi Sinematek perlu segera diselamatkan. Kita tidak bisa lagi menunggu bantuan pemerintah yang lamban bertindak," kata Totot Indarto, kritikus film yang menjadi salah satu penggagas Sahabat Sinematek.
Ribuan koleksi film, buku, poster dan naskah film di Sinematek perlu mendapatkan penanganan segera. Dalam waktu lima bulan, sekitar 140 koleksi film yang rusak parah terancam hancur karena dimakan asam dan karat. Koleksi buku, poster dan naskah film juga terancam hancur karena tidak mendapatkan penanganan semestinya.
"Sahabat Sinematek ini nantinya akan bekerja membantu preservasi seluruh koleksi di Sinematek," kata Totot, Selasa (5/6/2012) di Jakarta.
Sebagai badan di bawah Yayasan Pusat Perfilman H Usmar Ismail (YPPHUI), Sinematek tidak bisa bergerak leluasa untuk mencari dana sendiri karena terikat peraturan yayasan. Selain itu, Sinematek juga kekurangan sumber daya manusia. Oleh karena itu Sinematek perlu didukung lembaga legal formal yang bekerja secara independen untuk membantu Sinematek.
"Kami tidak akan memberi bantuan dalam bentuk uang namun barang-barang dan tenaga yang dibutuhkan Sinematek, seperti bahan kimia untuk mencuci film, alat untuk mengidentifikasi film dan lain-lain," kata Totot.
Alex Sihar, Ketua Yayasan Konfiden, wadah pecinta film mengatakan, preservasi koleksi di Sinematek perlu dilakukan bersama-sama. Komunitas perfilman biasanya memiliki jejaring di dalam maupun di luar negeri sehingga bisa dimanfaatkan untuk membantu preservasi.
Berthy Ibrahim, Kepala Sinematek mengatakan, nilai ekonomi dari koleksi Sinematek memang tidak mampu untuk membiayai "hidup" Sinematek itu sendiri.
Sebagai lembaga yang bergerak mengurus kearsipan film, Sinematek seharusnya didukung pendanaan dari pemerintah. Namun sejak tahun 1978, Sinematek yang pendiriannya didukung oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini tidak pernah lagi mendapatkan bantuan dana.
"Sinematek itu termasuk obyek vital dari 12 obyek vital yang ada di Jakarta, seperti Museum Nasional, Galeri Nasional, dan lain-lain," kata Berthy.
Koleksi yang tersimpan di Sinematek menyimpan jejak sejarah kebudayaan Indonesia di bidang perfilman.

Sumber : http://oase.kompas.com/read/2012/06/05/21383833/Pecinta.Film.Bentuk.Sahabat.Sinematek

0 Comments:

Posting Komentar